Saat saya betumbuh menjadi orang dewasa, saya harus melepaskan kepolosan masa kecil saya agar dapat mengemban tanggung jawab lebih baik lagi. Saya harus membiarkan diri belajar hidup dalam dunia orang laki-laki dan perempuan dewasa. Saya harus menghadapi tantangan hidup sebagai perempuan dewasa. Saya tentu saja masih membutuhkan nasihat dan pertolongan dari teman atau sahabat-sahabat saya. Tapi sekarang saya harus menerima tanggung jawab baru untuk hidup dalam dunia itu. Begitu penggemblengan itu selesai, beban saya untuk bergerak memasuki dunia terletak di atas pundak saya.Di usia saya yang sudah 28 th, ternyata belum bisa membuat saya sadar akan arti tanggung jawab sebagai orang dewasa. Setiap kali penggemblengan itu datang, sering kali juga saya mudah menangis atau marah. Jiwa kanak-kanak saya masih begitu lekat dengan diri saya. Orang dewasa lainnya sering berkata kepada saya, "Grow up hi little girl...be a wise woman.."
Anak kecil memang mempunyai pikiran yang sangat sempit. Selalu lambat berpikir, tapi cepat mengambil tindakan. Hal ini lah yang seharusnya tidak boleh dimiliki oleh seorang dewasa.
Firman Tuhan pun berkata dalam 1 Korintus 13:10-12; " Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Ketika aku kanak-kanak, aku berkata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal."
Sekarang waktunya bagi saya sebagai anak-anak Allah untuk melihat bahwa tujuan Bapa adalah mempersiapkan saya untuk menjadi perempuan dewasa. Seluruh pekerjaan Allah dalam hidup saya adalah mempersiapkan saya untuk hidup dan berfungsi sebagai anak perempuan dewasa dalam Kerajaan Allah dan hanya untuk kemuliaan nama-Nya.
